Kupang, fajartimor.com – Semenjak dipercaya memimpin Dinas P&K Provinsi NTT, Kadis Ambrosius Kodo telah banyak memberi pengaruh positif. Terbaru, pengaruh tangan dingin kadis sederhana tersebut, karya Mobil listrik siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) swasta Plus PGRI Mnelalete, Kabupaten Timor Tengah Selatan, yang sempat tersendat berhasil di publis ke publik.
Di tangan dingin Kadis Ambrosius Kodo, Siswa SMA Swasta Plus PGRI Mnelalete, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, berhasil mencatatkan sejarah sebagai sekolah menengah pertama yang berhasil merakit mobil listrik.
Kepada media ini Ambros Kodo mengatakan, mobil hasil karya siswa SMA PGRI tersebut menjadi catatan penting dalam sejarah anak bangsa di Nusa Tenggara Timur.
Karya anak-anak SMA Mnelalete ini sekaligus akan menjadi salah satu persembahan spesial di perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) NTT ke-66.
“Mobil listrik tadi sudah kita uji coba, dan nanti akan kita bawa ke perayaan HUT NTT sebagai persembahan dan kado terindah untuk provinsi ini di usianya yang ke-66 tahun,” terang Ambros di Kupang, Rabu 13 Desember 2024.
Ambros menyebut, keberhasilan siswa SMA Swasta Plus PGRI Mnelalete menjadi bukti bahwa sekolah di Nusa Tenggara Timur mampu menghasilkan inovasi di dunia otomotif.
“Kita mau buktikan bahwa provinsi ini memiliki sekolah dengan guru dan siswa yang kreatif, inovatif, serta kemampuan membangun teknologi di sekolah mereka,” jelasnya.
Ambros berharap keberhasilan siswa dan guru SMA Swasta Plus PGRI Mnelalete dapat memotivasi sekolah lain di Nusa Tenggara Timur untuk bersaing dengan provinsi lain di Indonesia.
Ambros memberikan tantangan kepada seluruh kepala sekolah, khususnya SMK, untuk menghasilkan inovasi serupa, seperti mobil listrik yang dihasilkan SMA Swasta Plus PGRI Mnelalete.
“Kalau SMA saja yang dengan laboratorium seadanya bisa merakit mobil listrik, bagaimana dengan SMK yang memiliki fasilitas lebih memadai seperti bengkel, peralatan, dan tenaga guru?,” tantang Ambros.
Mantan kepala BPBD NTT ini juga memberi tantangan kepada SMK lain untuk bisa menampilkan karya inovatif agar pada gilirannya mampu membuktikan bahwa mereka juga siap membangun Nusa Tenggara Timur.
Selain itu Ambros juga mendorong para siswa, memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi sebagai peluang besar untuk tumbuh dan berkembang.
“Peluang kalian terbuka lebar. Dengan teknologi dan informasi yang berkembang pesat, kalian bisa bersaing tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga nasional bahkan internasional,” spirit Ambros.
Terpisah, Kepala Sekolah SMA Swasta PGRI Plus Mnelalete, Siprianus Liem mengatakan, proyek ini melibatkan siswa dari kelas X hingga XII. Namun, dalam proses perakitan, tentu ada bimbingan dari pengajar.
“Mobil ini hasil karya siswa, tetapi ada bimbingan dari pengajar,” ujar Siprianus Liem kepada awak media di Kupang, Kamis 12 Desember 2024.
Menurut dia, proses perakitan mobil memakan waktu hingga satu setengah tahun, mulai dari pembuatan rangka atau sasis hingga bodi mobil.
“Hingga kini, mobil ini kami anggap masih 90 persen, karena memang belum sepenuhnya selesai atau rampung,” jelas Siprianus.
Dia menjelaskan, kesulitan yang mereka hadapi ketika merakit mobil terletak pada pengadaan baterai, yang membutuhkan biaya hingga ratusan juta rupiah.
“Tetapi berkat dukungan dari Dinas Pendidikan NTT dan BPMP NTT, maka kami akhirnya mendapat sumbangan baterai ini,” terangnya.
Mobil listrik ini, kata Siprianus, menggunakan sistem operasi sederhana dengan pedal gas dan rem, sehingga ramah lingkungan dan hemat energi.
Selain itu dilengkapi dua tuas penggerak, yakni elektronik dan manual, sehingga mobil ini menawarkan dua mode kecepatan, yaitu “low” (satu banding sepuluh) dan “high” (satu banding dua puluh).
“Keunggulan mobil ini adalah penggunaan baterai sebagai bahan bakar, yang dapat diisi ulang tanpa emisi karbon,” jelas Siprianus sembari berucap jika SMA Swasta PGRI Plus Mnelalete menjadi sekolah pertama di Nusa Tenggara Timur yang berhasil merakit mobil listrik. (Ft/***)