Sinun Petrus Manuk: ‘Ada Ritual Adat Di Museum Kupang’

Artikel ini Telah di Baca 34 Kali
  • Bagikan

Kupang, fajartimor.com – Perjalanan panjang mendapatkan pengakuan dan penempatan replika purbakala NTT di Museum Geologi dan Arkeologi Kupang pada minggu ke empat Agustus 2019, akan diawali dengan ritual adat.

Penegasan tersebut disampaikan pemimpin kaya ide, Drs. Sinun Petrus Manuk, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi kepada fajartimor di ruang kerjanya, Kamis (13/12/2018).

Menurutnya, Fosil Manusia Hobit (Homo Florensis), Burung Raksasa juga Tikus Raksasa dan Komodo di dataran Manggarai (Liang Bua), Gaja dan Gading  di Cekungan So’A, Ngada dan Atambua, Fosil Tengkorak Ibu dan Anak di Fatu Knutu TTS memiliki spirit khusus yang hingga kini ikut memberi pengaruh positif terhadap seluruh entitas perkembangan hidup manusia NTT.    

“Keyakinan bahwa temuan sejumlah benda purbakala di berbagai tempat di NTT, sebagai yang terus memiliki spirit khusus dan ikut memberi pengaruh positif terhadap perkembangan peradaban rakyat Nusa Tenggara Timur. Oleh karenanya hal yang tak boleh terlupakan adalah ritual adatnya”, terang Sinun Petrus.

Pemangku adat terpilih kata Kadis energik tersebut baik dari Manggarai, Ngada, Atambua juga TTS dan sejumlah pemangku adat Timor tentuya layak dihadirkan untuk melakukan seremoni adat sekaligus menjadi tanda yang menandakan sejarah kepurbakalaan NTT telah diretas.

“Ini penting sekali dilakukan mengingat, banyak hal sering diyakini memiliki roh dan kekuatan magis. Selain Burung dan Tikus yang diyakini sebagai kekuatan dasyat suku-suku tertentu di NTT, Gading juga menjadi mahar kawin juga perhiasan tak ternilai harganya pada sejumlah suku di NTT. Jadi seremoni adat menjadi penting demi kelestariannya hingga anak cucu”, jelas Sinun Petrus.

Sekarang kata Pria keturunan Lamalera-Ile Ape Lembata ini, para ahli geologi dan arkeologi Bandung-Jakarta lagi serius mengadakan proses lelang pembuatan replika fosil NTT khusus Burung Raksasa, Tikus Raksasa, Komodo, Gaja, Gading dan Fosil Tengkorak Ibu dan Anak. Penempatan di Museum Kupang pun menjadi tanggungjawab pihak Geologi dan Arkeologi Bandung-Jakarta.

“Fosil Manusia Hobit setinggi 106 cm dan diakui berumur 50 ribu tahun, dikerjakan sendiri oleh Doktor Mathew, berkewarganegaraan Kanana yang kemudian diketahui konsen dengan penggalian di Liang Bua Manggarai”, ungkap Sinun Petrus.

Hari senin tanggal 17 Desember 2018 lanjut Kadis bersahaja tersebut, pihak dinas akan didatangi Tim ad hoc dari Badan Geologi Bandung.

“Ada lima orang ahli badan geologi Bandung yang datang ke Dinas pada hari Senin 17 Desember 2018. Kedatangan mereka untuk melakukan survei dan melakukan pembicaraan tingkat teknis dengan saya, juga dinas ini untuk menghadirkan pusat studi dan pusat informasi geologi provinsi NTT. Itu artinya ke depan kita nanti punya pusat-pusat informasi geologi yang memberikan juga  membagikan berbagai informasi tentang kegeologian di  NTT. Ada senang, suka cita karena ada yang sulit dan diperjuangkan, baru terealisasikan pada tahun 2019”, beber Sinun Petrus.

Ditambahkan, penerapan E-Museum menjadi target lain dari seluruh perjuangan besar tersebut.

“Pembenahan fisik Museum terus dilakukan dari hari ke hari. Selain itu ada program budaya untuk kalangan mileneal yakni program E-Museum berbasis teknolgi ITE. Bila kaum mileneal (orang muda berpendidikan NTT) yang ingin mendapatkan akses informasi geologi dan arkeologi cukup dengan mengaksesnya melalui HP android. Caranya dengan menempelkan HP androidnya ke Barkot yang sudah disediakan maka semua informasi yang dibutuhkan akan terbaca. Begitu!!!”, aku Sinun Petrus. (ft/boni). Bersambung….

  • Bagikan