Hal ini ditegaskan oleh perwakilan pelaksana proyek kepada media ini Minggu, (12/10/2025), sebagai tanggapan atas kritik yang disampaikan oleh Araksi NTT terkait pelaksanaan proyek tersebut.
Menurut pelaksana proyek, pembangunan jembatan dilakukan secara profesional, mengingat kompleksitas pekerjaan fondasi dan struktur jembatan. Fondasi jembatan dibangun menggunakan metode sumuran dengan kedalaman 4 meter dan diameter 4 meter.
Material utama jembatan didatangkan dari PT Wika Beton dan dimobilisasi dari Pasuruan dan Surabaya melalui Pelabuhan Tabilota di Adonara. Jembatan Bliko nantinya memiliki panjang 35 meter dan lebar total 9 meter, yang terdiri dari lebar jalan aspal 7 meter serta bahu jalan masing-masing 1 meter di sisi kiri dan kanan.
Metode Konstruksi
Perwakilan Kontraktor Pelaksana juga menjelaskan bahwa Pekerjaan konstruksi Jembatan Bliko menggunakan kombinasi metode pracetak (precast) dan pengecoran di tempat (cast-in-situ), yang lazim digunakan dalam pembangunan jembatan bentang menengah.
-
Pemasangan Struktur Utama (Precast)
-
I Girder (Gelagar): Gelagar dicetak di pabrik, lalu dipasang di lokasi menggunakan alat berat. Pemasangan dilakukan dengan metode perancah atau cantilever, tergantung panjang bentang.
-
Dinding Modular: Dinding penahan juga diproduksi secara pracetak dan dipasang setelah gelagar terpasang.
-
-
Pekerjaan Lantai Jembatan (Cast-in-situ)
-
Setelah struktur utama terpasang, lantai jembatan akan dicor langsung di lokasi. Proses ini mencakup pemasangan bekisting, tulangan baja, pengecoran beton, serta perawatan hingga beton mencapai kekuatan yang diinginkan.
-
-
Kombinasi Metode
-
Pekerjaan dilakukan secara bertahap, dimulai dari pemasangan struktur utama dengan metode pracetak, lalu dilanjutkan pengecoran lantai dengan metode cast-in-situ. Metode ini dinilai efisien dari segi waktu dan biaya, sekaligus memberikan fleksibilitas dalam menyesuaikan desain.
-
Faktor Penentu Metode
Pelaksana juga menjelaskan bahwa pemilihan metode konstruksi mempertimbangkan sejumlah faktor, antara lain:
-
Kondisi Lokasi: Akses ke lokasi, kondisi tanah, dan ketersediaan alat berat sangat memengaruhi teknik pelaksanaan.
-
Desain Jembatan: Spesifikasi dimensi dan beban jembatan menentukan jenis material serta metode pemasangan.
-
Efisiensi Waktu dan Biaya: Metode pracetak lebih cepat dan efisien, sedangkan metode cast-in-situ memberikan fleksibilitas dalam penyesuaian di lapangan.
Pihak pelaksana memastikan bahwa proyek ini terus berjalan sesuai dengan prosedur teknis dan pengawasan yang ketat, guna menjamin kualitas dan keamanan jembatan saat digunakan nantinya. (Ft/tim)