Diketahui proyek tersebut dikerjakan oleh PT Kurnia Mulia Mandiri dan berada di bawah pengawasan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) NTT. Namun, dalam pantauan awal pasca penyelesaian pekerjaan, sejumlah bagian jalan hotmix terlihat mulai retak, mengelupas, bahkan membentuk lubang kecil.
Dugaan awal menyebutkan bahwa kerusakan ini disebabkan oleh komposisi campuran hotmix yang tidak sesuai, khususnya karena kandungan minyak (aspal) yang berlebihan dalam campuran.
“Buktinya ketika hujan turun alur air mampu mengupas bahkan menggerus lapisan aspal,” ucap warga yang paham konstruksi hotmix.
Aspal Berlebihan Sebabkan Jalan Mudah Rusak
Seorang pakar teknik jalan menyampaikan bahwa jika campuran hotmix didominasi oleh minyak, maka jalan menjadi lebih rentan rusak. Beberapa dampak langsung dari kadar minyak yang berlebihan antara lain:
-
Permukaan licin (bleeding) saat cuaca panas, sehingga membahayakan pengguna jalan.
-
Ikatan antar material melemah, yang membuat lapisan aspal mudah terkelupas dan berlubang.
-
Aspal menjadi lunak, tidak tahan terhadap beban lalu lintas berat dan perubahan suhu ekstrem.
-
Biaya perbaikan lebih tinggi, karena kerusakan cepat terjadi dalam waktu singkat setelah proyek selesai.
“Jika proporsi aspal terlalu banyak, maka struktur hotmix tidak stabil. Aspal bisa naik ke permukaan dan menciptakan lapisan licin yang sangat berisiko. Ini bukan hanya soal kenyamanan berkendara, tapi juga keselamatan,” jelas pakar tersebut.
Pekerjaan Jalan Wajib Sesuai Standar Teknis
Dalam pelaksanaan proyek jalan, terdapat tahapan teknis yang wajib diikuti dengan ketat. Mulai dari persiapan lahan, pemadatan fondasi, aplikasi lapisan perekat (prime coat), hingga penghamparan dan pemadatan aspal hotmix pada suhu optimal antara 120–160°C.
Setelah penghamparan, aspal harus dipadatkan menggunakan alat berat (roller) agar ikatan antar lapisan kuat dan jalan tahan lama. Proses finishing pun tak boleh diabaikan, termasuk pendinginan sebelum jalan dibuka untuk lalu lintas umum.
Namun, bila salah satu tahap diabaikan atau kualitas material tidak sesuai spesifikasi, hasilnya bisa berdampak buruk pada ketahanan jalan.
Masyarakat dan Pengguna Jalan Mengeluh
Sejumlah warga dan pengguna jalan mengaku kecewa dengan kondisi jalan yang baru selesai namun sudah rusak.
“Kami harap jalan ini bisa bertahan lama. Tapi sekarang, baru beberapa minggu sudah mulai rusak. Kerusakan ini pun diperparah akibat aliran air hujan semalam yang kemudian membuka kedok pekerjaan hotmix. Ini sangat mengecewakan,” ujar seorang warga Ile Pati.
Mereka meminta agar pihak terkait, termasuk kontraktor dan BPJN NTT, segera meninjau ulang pekerjaan tersebut dan melakukan perbaikan. Selain itu, masyarakat mendesak agar dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap mutu proyek jalan yang menggunakan dana negara dalam jumlah besar.
“Kami sudah sangat senang karena memudahkan mobilitas orang dan barang malah dihadapkan dengan persoalan baru. Kalau tidak ada saluran air ya kami pastikan jalan hotmix ini tidak akan bertahan lama. Karena hampir sebagian besar jalur jalan ini adalah jalur air ketika musim hujan turun,” kesal warga.
Pemerintah Diminta Bertindak Tegas
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak kontraktor maupun BPJN NTT terkait kerusakan jalan tersebut. Namun, masyarakat berharap agar pemerintah pusat maupun daerah segera turun tangan dan memastikan tidak ada pelanggaran teknis maupun indikasi kelalaian dalam pelaksanaan proyek ini. (Ft/tim)