Kupang, fajartimor.com – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Republik Indonesia, Dr. (H.C.) H. Abdul Muhaimin Iskandar, M.Si., menyatakan komitmennya untuk menjalin kerja sama strategis dengan Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) dalam upaya pemberdayaan masyarakat di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pernyataan tersebut disampaikan Cak Imin — sapaan akrab Menko PMK — saat menghadiri Pembukaan Sidang Sinode Istimewa GMIT ke-III sekaligus meresmikan Gedung Serbaguna GMIT Center di Jalan SK Lerik, Kota Kupang, pada Hari Kesaktian Pancasila, Rabu (1/10).
Dalam kunjungan tersebut, Cak Imin didampingi oleh Gubernur NTT, jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) NTT, dan Wali Kota Kupang. Kehadiran Menko PMK dan rombongan disambut langsung oleh Ketua Majelis Sinode GMIT, Pendeta Semuel Pandie, bersama para Majelis Sinode Harian (MSH) dan 57 Ketua Majelis Klasis dari seluruh wilayah pelayanan GMIT.
Cak Imin mengungkapkan bahwa kehadirannya merupakan bentuk apresiasi atas undangan resmi dari Ketua Sinode GMIT yang sebelumnya telah berkunjung ke kantor Kemenko PMK di Jakarta.
“Saya merasa terhormat bisa hadir dan menjadi bagian dari keluarga besar GMIT hari ini. GMIT selama ini telah memberikan kontribusi nyata dalam mendukung pembangunan bangsa, khususnya di NTT, melalui berbagai program sosial dan ekonomi yang menyentuh langsung masyarakat,” ujar Cak Imin dalam sambutannya.
Ia juga menegaskan bahwa GMIT, sebagai salah satu sinode gereja terbesar di Indonesia, memiliki posisi strategis dalam mendukung visi pembangunan nasional, khususnya dalam mewujudkan program prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran yang tertuang dalam Asta Cita.
“Kemenko PMK bersama seluruh kementerian dan lembaga terkait siap bersinergi dan berkolaborasi dengan GMIT dalam berbagai program pemberdayaan masyarakat. Sinode GMIT memiliki banyak praktik baik dalam pengelolaan potensi lokal, yang bisa menjadi model nasional dalam pengentasan kemiskinan,” tambahnya.
Sinode GMIT diketahui aktif dalam berbagai program pelayanan masyarakat, termasuk pengembangan ekonomi berbasis komunitas, pendidikan, serta advokasi sosial. Dengan sinergi ini, diharapkan upaya pengentasan kemiskinan di NTT bisa berjalan lebih cepat, terarah, dan berkelanjutan. (fajartimor.com / Tim Redaksi)