Warga Beberkan Bukti Nyata Kepedulian Anggota DPRD

Artikel ini Telah di Baca 472 Kali
  • Bagikan

TTU, Fajartimor.com – Polemik terkait tunjangan anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memunculkan berbagai tanggapan dari warga di sejumlah daerah pemilihan (Dapil). Keprihatinan masyarakat terhadap tindakan nyata anggota DPRD selama masa reses, kunjungan kerja (Kunker), maupun di luar kegiatan kelembagaan, menjadi sorotan penting.

Warga mengungkapkan bahwa kegiatan sosial yang dilakukan oleh anggota DPRD NTT telah melampaui batas-batas sosial yang umum. Beberapa bantuan konkret yang diberikan, seperti penyediaan peti jenazah, tenda duka, dekorasi acara, hingga sembako untuk keluarga kurang mampu, dinilai sebagai bukti nyata kepedulian para wakil rakyat.

“Peti jenazah, tenda duka, dekorasi, sembako untuk keluarga duka yang kurang mampu adalah bukti nyata kepedulian anggota DPRD NTT,” ujar salah satu warga.

Selain itu, perhatian terhadap kebutuhan pendidikan seperti biaya registrasi dan uang sekolah bagi siswa dari keluarga kurang mampu juga menjadi bagian dari bentuk kepedulian anggota DPRD.

Meskipun ada polemik mengenai tunjangan DPRD, warga mengaku memaklumi hal tersebut. Mereka justru berharap agar polemik ini disikapi secara lebih bijak oleh semua pihak.

“Jika ada polemik terkait tunjangan DPRD NTT, kami maklumi. Namun, yang mempolemikkan juga harus ingat bahwa mereka adalah anak-anak kami yang sering mendapat perhatian dari pemerintah, termasuk anggota DPRD NTT,” tambah warga tersebut.

Warga juga mengingatkan agar masyarakat tidak menutup mata terhadap perhatian yang telah diberikan oleh anggota DPRD. Mereka menyebut bahwa anggota DPRD harus melayani berbagai permintaan dari organisasi masyarakat maupun gereja, bahkan ketika tidak ada dana yang memadai.

“Bayangkan saja, mereka harus melayani permintaan dari organisasi-organisasi yang ribut-ribut itu, untuk kegiatan yang dilaksanakan saat ketiadaan biaya, dan masih banyak lainnya. Hal itu tidak bisa dinafikan,” jelas warga tersebut.

Warga menegaskan bahwa protes boleh saja, tetapi harus disampaikan secara santun tanpa melupakan kebaikan yang telah diterima. (Ft/tim)

  • Bagikan